Puisi Menunggu Hujan Reda- Hujan musim yang sangat ditunggu ketika kemarau panjang melanda. Hayo siapa yang pernah antre air gara-gara sumber air sumur tak keluar? Apalagi bagi kamu yang hidup di kost ataupun dikontrakan, air sangat-sangat mahal ketersediannya. Hujan sangat dirindu bagi mereka yang kekeringan, badan terasa layu tak segar dipandang mata. Begitu juga halnya hatiku yang selalu menunggu kedatangannya hujan cintamu.
Puisi Menunggu Hujan Reda
Seperti buku usang diatas meja.....Diantara gudang dan rumah tua.....
Diantara waktu dan asa.....
Tertiup angin, tak sengaja terbuka.....
Tertinggal dan tak terbaca......
Aku memilih pergi.....
Aku takkan pernah bisa mencampakan cinta ini.....
Dan aku akan tetap mencintaimu.....
Walau kau tak memiliki cintaku......
Kemana hujan pergi hari ini.....
Sejenak mengoda bumi pada siang yang gerah......
Lalu hilang saat malam tengadah......
Seperti cintamu yang datang lalu pergi begitu saja........
Padamu aku temukan terang diujung jalan.....
Padamu juga aku hisap luka yang enggan mengering......
Aku setia duduk disudut keheningan.....
Mengais arti dari sebuah bahagia yang tak kunjung tiba......
Pada awan.....
Aku teriakan aroma pedihku......
Mengarak seribu duka karena kepergianmu......
Mengapa begitu susah aku raih hatimu.....
Padahal aku hanya inginkan satu tawamu, tak lebih........
Beginikah rasanya patah hati.....??
Cahaya yang aku lihat semakin pudar.....
Harapan tinggal gulita yang tak bisa aku raba lagi...
Yang tersisa dalam hatiku hanyalah gelap dalam asa......
Aku telah hancur.....
Membela cinta tapi sia sia.....
Auramu yang makin pudar oleh sikap yang tak pasti......
Sikapmu melemahkanku.....
Bisumu menyurutkan langkahku......
Lebih baik aku pergi.....
Permisi.....!!!
Seperti kemarau yang menanti hujan.....
Aku tunggu hatimu yang masih diam.....
0 Response to "Puisi Menunggu Hujan Reda"
Posting Komentar